Alhamdulillah syukur kepada Allah SWT tuhan maha segalanya, telah dilahirkan seorang pria pada tanggal 20 Juni 1986 di Desa Muara Kulam Kec. Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas yang dulunya masih bergabung dengan Kecamatan Rawas Ulu; kurang lebih tahun 2003 pergantian Kecamatan.
Waktu demi waktu aku lalui hingga aku selesai sekolah di tingkat MA (Madrasah Aliyah) tepatnya di Madrasah Aliyah Laboratorium Telanaipura Jambi konon ceritana MAL ini salah satu MAL di Indonesia setelah DIYogyakarta; :D dengan cita-cita setelah keluar dari MAL harus menguasai 3 bahasa yaitu bahasa Arab, Inggris dan termasuk bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi bermuara dari masa kanak-kanak hingga remaja; mulai keluar dari perkampungan yang sangat kecil menurut cerita kedua orang tua kampung tersebut dulunya bernama Lubuk NIol (Lubuk artinya air yang jernih dan sangat dalam) sedangkan NIol adalah nama pohon yaitu pohon kelapa. Mengingat keluarga yang hidup serba kekurangan akhirnya saya diasuh oleh sanak dalam bahasa rejang rawas artinya keluarga sebelah atas atau pihak yang lebih tua; aku diasuh kurang lebih 1 tahun kurang lebih ketika itu berumur menginjak 2 tahun menjelang masa ladang padi musim panen.
Kemudian dalam tahap belatah (bercocok tanam tahap kedua/masa pemeliharaan tanaman seperti karet, dan tanaman pelengkap lainnya seperti ubi kayu dalam bahasa aku ubey, kemuro/ubi jalar dan sebagainya yang berkenaan dengan sayur-sayuran lainnya). Setelah kurang lebih 3 tahun di sana (Lubuk Niol) orang tua aku pindah ke dusun tepatnya tidak jauh dari pemukiman warga pusat desa yang sekarang sudah menjadi lokasi perkantoran Kecamatan Ulu Rawas Kebetulah tidak jauh dari Kantor Camat Ulu Rawas tepatnya kurang lebih 50 meter bersebrangan dengan jalan lintas Ulu Rawas; Bukit Bulan; Sarolangun dan Bengkulu, ooo ya jangan lupa mampir ya klo lewat dusun aku. Di tempat ini keluarga aku bercocok tanam kembali kurang lebih 1 tahun dan pindah ke dusun Sengedai sebuah nama dusun kuno dan terpencil didaerah sub desa Muara Kulam wilayah Sungai Cinau di sini pun aku bersama kedua orang tua tidak jauh bedanya dengan sebelumnya yaitu bercocok tanam hanya saja ditambah dengan berpelak (disamping berladang ditambah dengan menanam serba-serbi kebutuhan makanan sehari-hari) seperti cabe, kunyit, bawang, dan sebagainya. Di sini lumayan lama aku bersama orang tua, aku berumur kurang lebih 5 menjelang tahun aku pindah ke kampung tetangga yang bernama Bitik Sagu (sungai kecil) sejarah sebetulnya aku kurang tau juga mungkin sungai kecil dulunya banyak orang bercocok tanam sagu :d, tiga tahun dari kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SD di SDN 1 Muara Kulam Lokal Sungai Cinau yang di kepala oleh Wali kelas bernama Soeharto bukan Soeharto Alm. Presiden, waktu sekolah bukan pagi akan tetapi siang mulai dari jam 2 sampai jam 5 sore.
Pada pagi hari jikalau hari cerah aku ikut dan kadang-kadang mencari pekerjaan seperti nyadap karet dan keladang atau mencari ikan; dan jikalau hari hujan aku mengikuti ayah kadang membersihkan sisa hasil panen padi;. . . . . blum selesai smuanya :d:d:d:d:d:d:d:d:d
Waktu demi waktu aku lalui hingga aku selesai sekolah di tingkat MA (Madrasah Aliyah) tepatnya di Madrasah Aliyah Laboratorium Telanaipura Jambi konon ceritana MAL ini salah satu MAL di Indonesia setelah DIYogyakarta; :D dengan cita-cita setelah keluar dari MAL harus menguasai 3 bahasa yaitu bahasa Arab, Inggris dan termasuk bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi bermuara dari masa kanak-kanak hingga remaja; mulai keluar dari perkampungan yang sangat kecil menurut cerita kedua orang tua kampung tersebut dulunya bernama Lubuk NIol (Lubuk artinya air yang jernih dan sangat dalam) sedangkan NIol adalah nama pohon yaitu pohon kelapa. Mengingat keluarga yang hidup serba kekurangan akhirnya saya diasuh oleh sanak dalam bahasa rejang rawas artinya keluarga sebelah atas atau pihak yang lebih tua; aku diasuh kurang lebih 1 tahun kurang lebih ketika itu berumur menginjak 2 tahun menjelang masa ladang padi musim panen.
Kemudian dalam tahap belatah (bercocok tanam tahap kedua/masa pemeliharaan tanaman seperti karet, dan tanaman pelengkap lainnya seperti ubi kayu dalam bahasa aku ubey, kemuro/ubi jalar dan sebagainya yang berkenaan dengan sayur-sayuran lainnya). Setelah kurang lebih 3 tahun di sana (Lubuk Niol) orang tua aku pindah ke dusun tepatnya tidak jauh dari pemukiman warga pusat desa yang sekarang sudah menjadi lokasi perkantoran Kecamatan Ulu Rawas Kebetulah tidak jauh dari Kantor Camat Ulu Rawas tepatnya kurang lebih 50 meter bersebrangan dengan jalan lintas Ulu Rawas; Bukit Bulan; Sarolangun dan Bengkulu, ooo ya jangan lupa mampir ya klo lewat dusun aku. Di tempat ini keluarga aku bercocok tanam kembali kurang lebih 1 tahun dan pindah ke dusun Sengedai sebuah nama dusun kuno dan terpencil didaerah sub desa Muara Kulam wilayah Sungai Cinau di sini pun aku bersama kedua orang tua tidak jauh bedanya dengan sebelumnya yaitu bercocok tanam hanya saja ditambah dengan berpelak (disamping berladang ditambah dengan menanam serba-serbi kebutuhan makanan sehari-hari) seperti cabe, kunyit, bawang, dan sebagainya. Di sini lumayan lama aku bersama orang tua, aku berumur kurang lebih 5 menjelang tahun aku pindah ke kampung tetangga yang bernama Bitik Sagu (sungai kecil) sejarah sebetulnya aku kurang tau juga mungkin sungai kecil dulunya banyak orang bercocok tanam sagu :d, tiga tahun dari kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SD di SDN 1 Muara Kulam Lokal Sungai Cinau yang di kepala oleh Wali kelas bernama Soeharto bukan Soeharto Alm. Presiden, waktu sekolah bukan pagi akan tetapi siang mulai dari jam 2 sampai jam 5 sore.
Pada pagi hari jikalau hari cerah aku ikut dan kadang-kadang mencari pekerjaan seperti nyadap karet dan keladang atau mencari ikan; dan jikalau hari hujan aku mengikuti ayah kadang membersihkan sisa hasil panen padi;. . . . . blum selesai smuanya :d:d:d:d:d:d:d:d:d
Artikel Terkait :
0 komentar:
Post a Comment
Sampaikan Kritik dan Saran Anda Tentang Blog ini !!!!??